Senin, 30 November 2015

5. Telaah Kurikulum (Kurikulum Seni Rupa SMP)

Kurikulum  2006 (KTSP)
Mata Pelajaran Seni Rupa
SMP Kelas  VII Semester 1 dan 2

 








Oleh :
Putu Ari Widana
I Kadek Budiana
Cadex Agus Arya Gunawan
Pt Sumerta Adi Putra
Fitri Ayu Nurjannatin
Komang Marta Wira Miharja


JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Pada bidang studi Seni Budaya dan Keterampilan berbasis kurikulum 2006 (KTSP) SMP kelas VII semester 1 dan 2 terdapat beberapa materi pokok diantaranya Seni Rupa, Seni Music, Seni Tari, Dan Seni Teater /Sastra/Drama. Dalam kesempatan kali ini kami akan menjelaskan kurikulum  seni budaya dan keterampilan hanya pada bidang seni rupa.
Untuk Kurikulum  2006 (KTSP) Mata Pelajaran Seni Rupa SMP Kelas  VII Semester 1 dan 2, adapun langkah-langkah pembahasan yaitu:
1.      Jenis dan bentuk kegiatan
2.      Cara melaksanakan
3.      Metode pembelajaran
4.      Indikator utama
5.      Persentase local, nasional dan internasional.
Jenis dan bentuk kegiatan
Untuk melihat jenis dan bentuk kegiatan Kurikulum  2006 (KTSP) Mata Pelajaran Seni Rupa SMP Kelas  VII Semester 1 dan 2, dengan melihat standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pembelajaran. Dalam pembahasan kurikulum SMP, mencontohkan kurikulum dari sekolah SMP Muhammadiyah 2 Singaraja.

Sekolah                    : SMP Muhammadiyah 2 Singaraja
Kelas / Semester       : VII / 1
Mata Pelajaraan        : Seni Budaya ( Seni Rupa)

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Tujuan
Mengapresiasi Karya Seni Rupa

1.     Mengindentifikasi jenis karya seni rupa terapan daerah setempat
·  Pengertian seni , cabang-cabang seni, unsur-unsur seni, sifat dasar seni secara umum.
·  Beragam jenis, bentuk, teknik pembuatan dan fungsi karya seni rupa terapan daerah setempat
·  Membaca referensi tentang seni rupa daerah setempat
·  Mengklasifikasi seni rupa terapan daerah setempat
·  Siswa mampu mengidentifikasi karya seni rupa terapan daerah setepat
·  Siswa mampu mengidentifikasi beragam jenis, bentuk, teknik pembuatan, fungsi dan makna pada karya seni rupa terapan daerah setempat.
2. Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat
·  Mendiskusikan keragaman jenis, bentuk , fungsi  dan makna karya seni rupa terapan daerah setempat
·  Menulis hasil diskusi tentang tanggapan terhadap keunikan karya seni rupa terapan daerah setempat
·  Mempresentasikan hasil diskusi
·  Mendiskusikan keragaman jenis, bentuk , fungsi  dan makna karya seni rupa terapan daerah setempat
·  Menulis hasil diskusi tentang tanggapan terhadap keunikan karya seni rupa terapan daerah setempat
·  Mempresentasikan hasil diskusi
·  Siswa mampu mendeskripsikan beragam fungsi bentuk dan makna pada keunikan karya seni rupa terapan daerah setempat
·  Siswa mampu membuat tanggapan tertulis tentang keunikan  karya seni rupa terapan daerah setempat
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa

1. Menggambar bentuk dengan obyek karya seni rupa terapan tiga dimensi dari daerah setempat
·  Gambar bentuk benda kubistis dan silindris (teknik perspektif, teknik arsir, komposisi, gelap terang) penggunaan media dalam menggambar bentuk karya seni rupa daerah setempat
·  Membaca referensi
·  Membuat gambar bentuk benda kubistis dan silindris karya seni rupa daerah setempat
·  Siswa mampu membuat sketsa gambar benda silindris dan kubistis
·  Siswa mampu membuat gambar benda kubistis dan silindris dari karya seni rupa terapan daerah setempat
2. Merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat
·  Karya seni rupa daerah setempat meliputi: pengertian benda pakai,benda hias antara lain dari segi motif, corak, teknik  dan sebagainya
·  Membuat desain karya seni kriya untuk benda pakai dengan teknik dan corak daerah setempat
·  Membuat  ukuran pada disain , menentukan bahan dan teknik pembuatannya
·  Siswa mampu membuat disain benda pakai dengan teknik dan corak daerah setempat
·  Siswa mampu menentukan ukuran, bahan dan teknik pembuatan benda pakai
3. Membuat karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat
·  Teknik-teknik pembuatan benda pakai
·  Corak-corak ragam hias daerah setempat
·  Membuat benda pakai dengan teknik dan corak daerah setempat
·  Membuat  hiasan pada benda pakai
·  Membuat benda pakai dengan memanfaatkan teknik  seni kriya daerah setempat.
·  Membuat  hiasan pada benda pakai dengan  corak seni rupa daerah setempat

Sekolah                    : SMP Muhammadiyah 2 Singaraja
Kelas / Semester       : VII / 2
Mata Pelajaraan        : Seni Budaya ( Seni Rupa)
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Tujuan
Mengapresiasi Karya Seni Rupa

1.     Mengindentifikasi jenis karya seni rupa terapan daerah setempat
·  Karya seni rupa terapan daerah setempat
·  Mengumpulkan data berupa gambar contoh karya seni rupa terapan  daerah setempat
·  Mengidentifikasi  karya seni rupa terapan daerah setempat.
·  Mendiskripsikan karya seni rupa terapan daerah setempat berdasarkan teknik pembuatannya

2. Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat
·  Apresiasi karya seni rupa terapan daerah setempat
·  Membuat kliping tentang karya seni rupa terapan daerah setempat
·  Membuat tanggapan tertulis dalam bentuk kliping tentang keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa

1.    Menggambar bentuk dengan obyek karya seni rupa terapan tiga dimensi dari daerah setempat
· Macam-macam jenis, bentuk, dan karakter hasil karya seni rupa terapan tiga dimensi daerah setempat
· Bentuk-bentukTopeng
·  Mengamati contoh-contoh karya seni rupa terapan tiga dimensi daerah setempat
·  Membuat gambar bentuk topeng
·  Membuat sketsa gambar topeng
·  Menggambar bentuk topeng dari daerah setempat

2.  Membuat karya seni kriya dengan teknik dan corak daerah setempat
·  Teknik pembuatan topeng
·  Corak ragam hias topeng dari daerah setempat
·  Membuat topeng dengan teknik dan corak daerah setempat

·  Membuat topeng dengan teknik dan corak daerah setempat


Cara melaksanakan
Cara pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran seni budaya untuk seni rupa adalah Kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1.       kegiatan pendahuluan
a)      Apersepsi
Menurut kamus besar bahasa indonesia yang dimaksud apersepsi adalah pengamatan secara sadar (penghayatan) dalam segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima  ide-ide baru. Misalnya  Guru Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai, atau Guru menjelaskan konsep atau pengertian dari materi yang akan disajiakan.


b)      Motivasi
Menurut Martinis Yamin, Motivasi adalah daya penggerak psikis  dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan dan pengalaman. Misalnya Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa terkait dengan materi , konsep seni , dan menyampaikan manfaat pembelajaran.

2.       Kegiatan inti
§ Eksplorasi
Secara harafiah, eksplorasi berarti (1) penyelidikan,penjajakan, penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (Tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu.(2) kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru (KBBI, 2008:379).
§ Elaborasi
Elaborasi berarti penggarapan secara tekun dan cermat (KBBI, 2008 :387). Maka dalam suatu kegiatan pembelajaran, elaborasi kegiatan dimana siswa mengerjakan suatu tes secara cermat atau siswa menyimpulkan suatu konsep ilmu (Hasil Eksplorasi) secara cermat.
§ Konfirmasi
Konfirmasi diartikan sebagai pembenaran, penegasan dan pengesahan (KBBI, 2008 :746). Dalam pembelajaran, konfirmasi adalah penegasan kebenaran tentang suatu konsep berdasarkan rujukan resmi. Misalnya, menegaskan konsep yang disampaikan leh siswa dengan buku pelajaran yang resmi.

3.       Kegiatan Penutup
Adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk menutup  kegiatan inti pembelajan . sebelum menutup kegiatan pembelajaran biasanya guru merangkum materi pelajaran yang telah disampaikan, mengajukan pertanyaan dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, menyimpulkan, memberikan tugas atau tes pada siswa dan melakukan penilaian/refleksi.

Metode pembelajaran
1.      Metode CTL ( Constextual Teaching and Learning)
Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menetapkan ketujyh prinsip tersebut dalalm pembelajarannya. CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja dan kelas yang bagaimanapun keadaanya (Depdiknas, 2002)
Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas sebagai berikut :
1.      Kontruktivisme ( Contruktivism), kembangkan pemilkiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan car tersendiri, dan mengkrontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2.      Inkuiri (inquiry), laksanakan sejauh mungkin inkuiri utuk semua topuk.
3.      Bertanya (Questioning), kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4.      Masyarakat Belajar ( Learning Community), ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelmpok-kelompok).
5.      Pemodelan ( modeling), hadirkan model sebagai contoh pemodelan.
6.      Refleksi ( Reflection), lakukan refleksi di akhir pertemuan
7.      Petemuan sebenarnya (Aubentic Assement), lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Indikator utama
                  Untuk mengetahui indicator utama yang dicapai mata pelajaran seni budaya  khususnya materi pokok untuk seni rupa yaitu melalui teori, praktek, apresiasi.

                  Teori dalam kegiatan pembelajaran
1.    Memberi penjelasan tentang seni rupa secara umum baik dari Pengertian seni , cabang cabang seni, unsur-unsur seni, sifat dasar seni secara umum.
2.      Sebelum melakukan kegiatan praktek, siswa sebelumnya harus mengetahui beragam jenis, bentuk, teknik pembuatan dan fungsi karya seni rupa terapan daerah dari teori materi yang disampaikan oleh Guru maupun buku paket dan media pembelajaran lainnya sesuai dengan kondisi lingkungan daerah setempat.
3.      Sebelum melakukan kegiatan praktek, siswa harus mengetahui definisi gambar bentuk benda kubistis dan silindris (teknik perspektif, teknik arsir, komposisi, gelap terang) penggunaan media dalam menggambar bentuk karya seni rupa daerah setempat dari teori materi yang disampaikan oleh Guru maupun buku paket dan media pembelajaran lainnya sesuai dengan kondisi lingkungan daerah setempat
4.      Sebelum melakukan kegiatan praktek, siswa harus mengetahui definisi Karya seni rupa daerah setempat meliputi: pengertian benda pakai,benda hias antara lain dari segi motif, corak, teknik  dan sebagainya dari teori materi yang disampaikan oleh Guru maupun buku paket dan media pembelajaran lainnya sesuai dengan kondisi lingkungan daerah setempat
5.      Sebelum melakukan kegiatan praktek, siswa harus mengetahui definisi dan mengidentifikasi Teknik-teknik pembuatan benda pakai  dan Corak-corak ragam hias daerah setempat sebagainya dari teori materi yang disampaikan oleh Guru maupun buku paket dan media pembelajaran lainnya sesuai dengan kondisi lingkungan daerah setempat
6.      Sebelum melakukan kegiatan praktek, siswa harus mengetahui definisi dan mengidentifikasi Macam-macam jenis, bentuk, dan karakter hasil karya seni rupa terapan tiga dimensi daerah setempat dan menganal Bentuk-bentukTopeng dari teori materi yang disampaikan oleh Guru maupun buku paket dan media pembelajaran lainnya sesuai dengan kondisi lingkungan daerah setempat
7.      Sebelum melakukan kegiatan praktek, siswa harus mengetahui definisi dan mengidentifikasi teknik pembuatan topeng corak ragam hias topeng dari daerah setempat dari teori materi yang disampaikan oleh Guru maupun buku paket dan media pembelajaran lainnya sesuai dengan kondisi lingkungan daerah setempat

                  Praktek dalam kegiatan pembelajaran
1.    Mendiskusikan, menulis dan mempresentasikan tentang tanggapan keragaman jenis, bentuk , fungsi  dan makna karya seni rupa terapan daerah setempat.
2.    Siswa mampu membuat sketsa dan menggambar gambar benda silindris dan kubistis dari karya seni rupa terapan daerah setempat.
3.    Siswa mampu membuat disain benda pakai dengan teknik dan corak dan menentukan ukuran, bahan dan teknik pembuatan benda pakai daerah setempat.
4.    Membuat benda pakai dengan memanfaatkan teknik  seni kriya dan membuat  hiasan pada benda pakai dengan  corak seni rupa daerah setempat
5.    Membuat tanggapan tertulis dalam bentuk kliping tentang keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan daerah
6.    Membuat sketsa dan  menggambar teknik corak bentuk topeng dari daerah setempat.

                  Apresiasi dalam kegiatan pembelajaran suatu penilaian terhadap suatu karya seni, baik itu dengan mengenali amupun menilai karya seni
Untuk melaksanaan pembelajaran apresiasi seni rupa, guru dapat melakukan kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut:
1.      mempelajari seni rupa melalui sumber-sumber seperti buku pelajaran, Koran, majalah, film (Pertunjukan)  dan lain sebagainya termasuk pemanfaatan kerajinan daerah setempat.
2.      Mengenali dan menilai jenis-jenis, bentuk, fungsi, corak ragam hias karya seni rupa terapan daerah setempat
3.      Mengenali dan menilai pembuatan dan ragam hias topeng seni rupa terapan daerah setempat.

Persentase local, nasional dan internasional.
Menurut kelompok kami Persentase local dari kurikulum KTSP Seni Budaya kurang lebih 80%, karena pada struktur kurikulum KTSP lebih dominan dan lebih menekankan keragaman dan karakteristik daerah lingkungan. Untuk 20 % persentasi nasional dan internasional sebagai perbandingan dan menambah wawasan tentang daerah lingkungan luar. Misalnya : Potensi lokal daerah Jepara, sebagai produsen ukiran kayu, dapat dijadikan sumber belajar pada mata pelajaran seni budaya (seni rupa).




Pertanyaan dan jawaban
1.      Pertanyaan 1, oleh Kusuma Dewi
Apakah ada jalan untuk mewadahi anak-anak agar mengetahui seni dari dari luar daerah mereka?, jika ada, melalui apakah guru atau staf pengajar mewadahi hal tersebut?

Jawaban, Oleh kelompok :
Ada,
a.       Dengan cara memberi media dan bahan ajar lainnya yang bersangkutan dengan daerah luar, seperti buku pelajaran, koran, majalah,kliping, brouwsing mengenai seni dari luar daerah setempat.
b.      Dengan cara ”study banding” mengunjungi daerah tempat lainnya, biasanya setiap tahun sekali beberapa sekolah mengadakan ”study banding” ke tempat daerah lain dan kegiatan itu digunakan untuk menambah pengalaman dan wawasan tentang seni daerah luar.

2.      Pertanyaan 2, oleh Nurul iman
Apakah yang dimaksud dengan CTL?

Jawaban, oleh kelompok
Metode CTL ( Constextual Teaching and Learning)
Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menetapkan ketujyh prinsip tersebut dalalm pembelajarannya. CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja dan kelas yang bagaimanapun keadaanya (Depdiknas, 2002)
Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas sebagai berikut :
1.      Kontruktivisme ( Contruktivism), kembangkan pemilkiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan car tersendiri, dan mengkrontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2.      Inkuiri (inquiry), laksanakan sejauh mungkin inkuiri utuk semua topik.
3.      Bertanya (Questioning), kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4.      Masyarakat Belajar ( Learning Community), ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelmpok-kelompok).
5.      Pemodelan ( modeling), hadirkan model sebagai contoh pemodelan.
6.      Refleksi ( Reflection), lakukan refleksi di akhir pertemuan
7.      Petemuan sebenarnya (Aubentic Assement), lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

3.      Pertanyaan 3, Oleh Kholilolloh
Misalnya beberapa desa yang memiliki karya seni untuk anak-anak seperti pedang-pedangan, pistol pistolan dan mainan anak lainnya, dengan menggunakan benda  yang mudah didapat ( Bahan Alami). Apakah karya seni tersebut bisa digunakan untuk kompetensi dasar?

Jawaban, oleh kelompok
Mainan anak-anak seperti pedang-pedangan dan pistol- pistolan maupun mainan lainnya yang terbuat dari bahan alami, bahan alami yang digunakan dalam pembuatan mainan tersebut akan berasal dari tempat daerah anak-anak bermain. Dalam kegiatan bermain biasanya anak-anak sering membuat alat mainan tersebut dengan bahan-bahan yang ada di daerah tempat tinggalnya. Misalnya pelepah pisang, kayu dan lain sebagainya. Jadi bisa dikatakan bahwa mainan yang digunakan anak tersebut termasuk dalam kompetensi dasar. Kompetensi dasar yang ada dalam kajian diatas merupakan kajian yang berhubungan dengan karya seni rupa daerah setempat.

4.      Pertanyaan 4 oleh Komang Juliawan.
Apakah sumber KTSP SMP berasal dari sekolah atau dari nasional?

Jawaban oleh kelompok
Pengembangan silabus disusun dibawah supervise dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan untuk SD dan SMP,dan dinas profensi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK.

5.      Pertanyaan 5 oleh Dwitra N. Artista
Apakah tujuan pemilihan kesenian daerah untuk pembelajaran hanya untuk orang luar yang berdomisili disekitar sekolah tertentu, apakah supaya sekedar tahu dan apakah ada kelanjutan untuk daerah lainnya?

Jawaban oleh kelompok
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki stressing yang berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Perbedaan tersebut terlihat pada penekanan keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan. Dalam Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa: Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
Maka dari itu orang luar yang belajar di daerah dalam, maka orang tersebut harus menyesuaikan kesenian daerah tempat. Apalagi seni budaya termasuk dalam pelajaran muatan local, untuk mencari perbedaan maupun perbandingan yang pastinya membutuhkan daerah luar untuk pemahaman tambahan akan tetapi pendidikan lingkungan daerah yang lebih dominan diajarkan.

6.      Pertanyaan 6, oleh Rido Amriadi
Apakah KTSP yang dijelaskan tadi, hanya berlaku dan diterapkan  untuk satu daerah lingkungan sekolah?

Jawaban oleh kelompok:
Sama halnya dengan jawaban pada pertanyaan no. 5, KTSP lebih menekankan keragaman dan karakteristik daerah lingkungan. Muatan lokal menjadi salah satu isi KTSP, ia tidak saja dalam wujud pokok bahasan tetapi sampai pada mata pelajaran baru. Ini dalam rangka menciptakan pendidikan berbasis keunggulan lokal. Membangun keunggulan lokal yang berdaya saing global boleh dikatakan merupakan merek dari KTSP. Jadi KTSP hanya berlaku pada masing-masing daerah itu sendiri.

7.      Pertanyaan 7 oleh Destiara Aulia Citra
Bagaimana cara kerja KTSP SMP dalam proses mengajar yang dilihat dari pembagian struktur kurikulum, mata pelajaran dan beban pelajar.?

Jawaban oleh kelompok.
Untuk strukur kurikulum KTSP SMP tidak ada bedanya dengan struktur kurikulum SD dan SMA, yang membedakan hanya pada pembagian Jam Mata pelajaran. Dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran dan  berdasarkan struktur kurikulum yang terkait telah sesuai dengan alokasi waktu yang telah di tentukan secara umum yaitu: Agama 2 jam, PKN 2 jam, Bahasa Indonesia 4 jam, Bahasa Inggris 4 jam, Matematika 4 jam, IPA 4 jam , IPS 4 jam, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 2 jam, Keterampilan 2 jam, Muatan Lokal 2 jam dan jam wajib tambahan 4 jam. Kelebihan dari KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20 % di banding dengan kurikulum 2013. KTSP mempunyai (32 jam wajib +4 jam tambahan), sedangkan kurikulum 2013 (38 jam wajib + 2 jam tambahan).